SELAMAT SAMPAI TUJUAN, DUNIA SEMENTARA AKHIRAT SELAMANYA
Bismillahirrahmanirrahim
Urip mung mampir ngombe membawa satu dimensi religiusitas,
bahwa orang itu mestinya akan selalu “semeleh” atau dalam bahasa lainnya
tawakal, karena mereka tidak sempat “kawin” dengan dunia. Jangankan kawin,
“pacaran” saja tidak, karena ia hanya mampir untuk menuju kampung sejatinya
kelak, yakni kampung akherat.
Ungkapan urip mung mampir ngombe, mestinya sanggup
“menyatukan” kita dengan Allah. Yang ada hanyalah Allah dan kita milik Allah,
sehingga hutan, lautan, gunung, harta kekayaan negara, rekening kita,
kekuasaan, dst adalah milik Allah. Kalau ini disadari pasti tidak akan
disalahgunakan.
Ajaran urip mung mampir ngombe adalah ketika dunia ada “di
hadapannya” kita tidak serta merta “mengenyamnya”. Kalau ajaran ini berhasil
diserap umat manusia, maka ia akan menuju posisi pembebasan dari sisi-sisi
keduniawian, Dunia dan isinya hanyalah “sarana” atau “metoda” dan dimanajemen
sepenuhnya untuk menuju Allah. Dengan kata lain, manusia yang berhasil
mengamalkan ajaran urip mung mampir ngombe adalah manusia tidak anti materi
atau duniawi, namun mentransformasikan apa yang ia miliki (harta, kekayaan,
kekuasaan, tenaga, pikiran, dst) untuk menjadi “nur” atau cahaya yang bermakna
akherat.
Dikutip dari : https://www.caknun.com/2011/urip-mung-mampir-ngombe/
HIDUP SEKALI KAU HARUS HIDUP BERARTI, MESKI PERJUANGAN TAK
MUDAH, JANGAN MENYERAH TETAP MENGHADAPINYA.
0 komentar